SUKSESI                   
 Komunitas                  yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya                  yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa.                  Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal                  sebagai suksesi ekologis atau suksesi.
Suksesi                  terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam                  komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah                  komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan                  seimbang (homeostatis).  
 Di                  alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan                  suksesi sekunder.
1. Suksesi primer
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
1. Suksesi primer
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang pernah meletus pada tahun 1883. Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap penyinaran matahari dan kekeringan. Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karma aktivitas penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks susunannya. Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan subur. Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh. Bersamaan dengan itu tumbuhan herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya. Kondisi demikian tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Sementara                  itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan                  pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur                  sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh.                  Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi.                  Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan                  belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut                  mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks,                  yakni perubahan yang terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak                  mengubah ekosistem itu. Lihat Gambar 7.11.                 
                                     2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.
                  Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara                  lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang,                  dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus. Lihat Gambar 7.12.                  
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, balk secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar